Notification

×

Iklan

Iklan

Most Popular Tags

Janji Jokowi untuk Desa terpencil

Rabu, 07 Januari 2015 | 01.34 WIB Last Updated 2015-02-16T17:36:48Z
    Share
Desa Terpencil
Tirta Indonesia; Liputan Tirta Indonesia melaporkan dari MIS HIDAYATULLAH Tanete bulu pada hari Seni, 5 Januari 2015. MIS Hidayatullah merupakan salah satu sekolah Dasar swasta yang ada di Dusun Tanete Bulu Desa Bontomanurung.

Sekolah tersebut berada di daerah terpencil di kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros. Fasilitas yang digunakan untuk menjangkau sekolah tersebut hanya dengan berjalan kaki, karena medan yang sangat jauh dan terjal dari satu gunung ke-gunung lainnya, jika musim hujan maka harus menyeberang sungai yang sangat menantang. Jaraknya dari kantor Desa Bontomanurung ke- sekolah tersebut belum dapat diukur secara ril yang jelas dapat ditempuh dengan berjalan kami selama 6 jam. Sejarah berdirinya sekolah tersebut yang di gagas oleh “Sainuddin, S.Ag” salah satu guru agama yang masih sukarela pada tahun 2006 dengan metode belajar mengajar berpindah-tempat dari dusun yang satu ke  dusun yang lainnya dengan memanfaatkan sarana kolom rumah, akhirnya pada tahun 2009 sekolah tersebut Resmi terbentuk melalui Madrazah Iftidaiyah Stanawiah (MIS) cabang Sakeang dengan nama MIS Hidayatullah.


MIS Hidayatullah yang dipimpin oleh Saenuddin, S,Ag sudah memiliki 3 (tiga) tempat belajar dengan lokasi yang berbeda yaitu Tanetebulu, Bontotinggi dan Pattiro Desa Bontomanurung. Kondisi sarana  yang digunakan juga seadanya bahkan ada yang menggunakan langgar untuk proses belajar mengajar. Jumlah siswa sampai pada tahun 2014 sudah mencapai 80 orang dan sudah menamatkan 12 orang siswa selama 3 tahun. Sekolah tersebut memiliki 3 (tiga) guru bantu sukarela masing-masing Harianto di Tanetebulu, Yudistira di Bontotinggi, dan Nurjamila di Pattiro.

Menurut salah satu guru sukarela yang tinggal di Tanetebulu “HARIANTO” yang sempat dikompirmasi mengatakan bahwa  sekolah tersebut membutuhkan perhatian dari pemerintah daerah baik berupa pembangunan sarana , fasilitas dan buku-buku serta  biaya operasional pengajar. Lanjut HARIANTO bahwa masih banyak warga disekitarnya yang belum mengecap pendidikan padahal sudah berusia remaja. Ketika dikompirmasi tentang biaya operasional pengajar HARIANTO  mengatakan pernah dikasi 50 ribu untuk enam bulan, akan tetapi kami mengajar betul-betul ingin melihat warga disini mengecap pendidikan. Salah satu warga Bontotinggia yang dikompirmasi tentang pendidikan mengatakan bahwa jangankan sekolah mengaji saja tidak tahu.


Menurut ASRI KALAMING,S.Ag, M.Si “Kepala Sekolah SMP Satu Atap Kecamatan Tompobulu yang sempat dikompirmasi mengatakan bahwa beberapa siswanya yang berasal dari SD MIS Hidayatullah tersebut harus tinggal di rumah keluarganya yang dekat dengan SMP Satu Atap agar dapat ikut belajar bersama dengan teman-temannya setiap hari, karena jika harus pulang pergi maka mereka bisa  tiba disekolah setelah jam 10, itupun Dia harus berangkat dari rumahnya pada jam 4 subuh. Lanjut ASRI mengatakan bahwa Pemerintah Pusat dan Daerah harus punya hati nurani memikirkan nasib mereka, minimal memberikan solusi yang terbaik sehingga mereka bisa menikmati kemerdekaan ini melalui pendidikan yang lebih baik, sehingga nantinya dia akan mampu membangunan desanya sendiri. Ilo