WAJO
- Tirtaindonesia; Keberadaan Desa Tosora sebagai lokasi yang menyimpang “sejuta” budaya menjadi
perhatian khusus bagi pemerintah Kabupaten Wajo.Pasalnya, Tosora yang memiliki
cagar budaya mesjid tua tosora dan makam Syeck Jamaluddin Akbar Husein, yang
dikenal dengan Sunan Al kubro datuk para wali dijawa menjadikan daerah dikenal
hingga keluar negeri.
Kepala Desa Tosora Asri Prasak yang dihubungi mengatakan, usai melakukan kunjungan, Bupati Wajo HA Burhanuddin Unru akan memberikan perhatian kepada situs-situs sejarah yang ada di kabupaten wajo termasuk Tosora.
“Bupati akan memberikan perhatian atas situs yang ada di tosora ini apalagi, tosora memiliki mesjid tua yang menjadi aset bagi pemerintah kabupaten wajo yang sudah dikenal di nusantara bahkan pengunjungnya bukan hanya wisatawan domestik akan tetapi wisatawan dari mancanegara juga kerap bertandang di situs tersebut,” kata Asri
Lebih lanjut, dirinya mengatakan para wisatawan yang kerap berziarah ke tosora berasal dari Brunei, Malaysia dan India, karena dilokasi mesjid tua terdapat pula makam syeck jamaluddin Akbar husein, yg dikenal dgn Sunan Al kubro datuk para wali dijawa, sebagai mana disilsilah yg diterbitkan oleh pondok pesantren Al Fitrah jalan kedinding johor Surabaya.
“Sehingga Bapak Bupati Wajo juga akan menjadikan lokasi kantor Desa sekarang sebagai taman dari situs tersebut dan membangun kantor baru yang bernilai Budaya dilokasi lain mengingat Tosora layak dijadikan Desa Budaya di kabupaten wajo ini,” ujarnya
Selain mengunjungi mesjid tua tosora, Bupati Wajo juga mengunjungi salah satu situs cagar budaya yang kerap di sebut sebagai sumur jodoh. Dilokasi tersebut Bupati Wajo mengungkapkan keinginan pemerintah untuk memperbaiki semua situs yang ada termasuk sumor jodoh ini karena airnya masih digunakan hingga saat ini.
Kabag humas dan protokoler pemkab wajo Hasri As membenarkan program yang diwacanakan oleh pemerintah menjadikan tosora sebagai desa budaya. menurutnya, melestarikan situs cagar budaya juga menjadi program pemerintah sebagai bentuk apresiasi atas peninggalan sejarah di Kabupaten Wajo.
“Melestarikan cagar budaya merupakan bentuk apresiasi pemerintah atas situs sejarah yang menjadi warisan leluhur sehingga menjadikan desa tosora sebagai desa budaya harusnya mendapatkan dukungan dari semua pihak karena ini menjadi bentuk apresiasi atas peninggalan sejarah,” tandasnya (drj)
Kepala Desa Tosora Asri Prasak yang dihubungi mengatakan, usai melakukan kunjungan, Bupati Wajo HA Burhanuddin Unru akan memberikan perhatian kepada situs-situs sejarah yang ada di kabupaten wajo termasuk Tosora.
“Bupati akan memberikan perhatian atas situs yang ada di tosora ini apalagi, tosora memiliki mesjid tua yang menjadi aset bagi pemerintah kabupaten wajo yang sudah dikenal di nusantara bahkan pengunjungnya bukan hanya wisatawan domestik akan tetapi wisatawan dari mancanegara juga kerap bertandang di situs tersebut,” kata Asri
Lebih lanjut, dirinya mengatakan para wisatawan yang kerap berziarah ke tosora berasal dari Brunei, Malaysia dan India, karena dilokasi mesjid tua terdapat pula makam syeck jamaluddin Akbar husein, yg dikenal dgn Sunan Al kubro datuk para wali dijawa, sebagai mana disilsilah yg diterbitkan oleh pondok pesantren Al Fitrah jalan kedinding johor Surabaya.
“Sehingga Bapak Bupati Wajo juga akan menjadikan lokasi kantor Desa sekarang sebagai taman dari situs tersebut dan membangun kantor baru yang bernilai Budaya dilokasi lain mengingat Tosora layak dijadikan Desa Budaya di kabupaten wajo ini,” ujarnya
Selain mengunjungi mesjid tua tosora, Bupati Wajo juga mengunjungi salah satu situs cagar budaya yang kerap di sebut sebagai sumur jodoh. Dilokasi tersebut Bupati Wajo mengungkapkan keinginan pemerintah untuk memperbaiki semua situs yang ada termasuk sumor jodoh ini karena airnya masih digunakan hingga saat ini.
Kabag humas dan protokoler pemkab wajo Hasri As membenarkan program yang diwacanakan oleh pemerintah menjadikan tosora sebagai desa budaya. menurutnya, melestarikan situs cagar budaya juga menjadi program pemerintah sebagai bentuk apresiasi atas peninggalan sejarah di Kabupaten Wajo.
“Melestarikan cagar budaya merupakan bentuk apresiasi pemerintah atas situs sejarah yang menjadi warisan leluhur sehingga menjadikan desa tosora sebagai desa budaya harusnya mendapatkan dukungan dari semua pihak karena ini menjadi bentuk apresiasi atas peninggalan sejarah,” tandasnya (drj)