Ada Taksi Gelap Hingga Calo di Soetta, Bos AP II: Karena Kelebihan Penumpang |
Akibatnya, timbul banyak persoalan yang dikeluhkan pengguna jasa bandara, seperti praktik taksi gelap, percaloan, tiket, preman, kamar mandi kotor, hingga kemacetan.
"Kapasitas bandara hanya 1/3 dari jumlah penumpang. Pasti over ekses. Yang terjadi di luar kepala seperti susah cari taksi. Terus ada taksi gelap, calo, preman, macet, kamar mandi jelek," kata Direktur Utama AP II Budi Karya, pada acara diskusi di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (10/2/2015).
Budi mencontohkan, daya tampung 13 bandara di bawah AP II adalah 46 juta penumpang. Faktanya, lalu lintas penumpang di 13 bandara tersebut mencapai 85 juta orang per tahun. Angka terbesar disumbang dari Bandara Soetta.
Artinya, ada kelebihan jumlah penumpang daripada kemampuan bandara, dalam menampung pergerakan pengguna jasa angkutan udara.
"Secara khusus Bandara Soetta kapasitas 22 juta. Pengunjung tahun 2013-2014 64 juta orang," jelasnya.
Untuk meningkatkan daya tampung, AP II akan mempercepat pembangunan Terminal 3 Ultimate di Bandara Soetta.
Tidak hanya itu, perseroan akan merevitalisasi Terminal 1 dan Terminal 2, setelah Terminal 3 beroperasi mulai April 2016.
"Pengunjung Bandara Soetta 20 juta. Kalau jadi Terminal 3 bisa tampung 25 juta orang, Terminal 1 bisa 19 juta orang dan Terminal 2 bisa 19 juta orang. Kita dapat kapasitas 60 juta. Kita bangun dengan standar yang baik," jelasnya.
Di tempat yang sama, Direktur Pelayanan AP II Ituk Herarindri menjelaskan, pihaknya bekerja keras memenahi persoalan jangka pendek di area Bandara Soetta.
Tahap awal, manajemen bandara akan meningkatkan kebersihan bandara, pengaturan lalu lintas orang dan kendaraan, kemudian menertibkan praktik percaloan hingga taksi gelap.
"Kenyamanan lain seperti AC yang pas, papan informasi. Yang mendasar dulu kita siapkan. Rencana bulan depan ada piket Sabtu-Minggu secara gantian untuk layani penumpang di bandara kita," ujarnya.