![]() |
| Jembatan Allimbangeng kec. Sabbangparu yang terancam molor, 13/4/2015 |
Sabbangparu-Wajo, Tirtaindonesia.com – Warga
kecamatan Sabbangparu khususnya warga yang berada di sekitar lokasi pengerjaan
jembatan Allimbangeng mengeluh dengan jalanan yang becek dan berlumpur.
Pasalnya material tanah yang dibawa oleh truk pengangkut menutupi hampir
setengah bahu jalan. Apalagi saat hujan mengguyur, jalanan sangat berlumpur dan
licin.
“Proses pengerjaan terkesan lambat sehingga material
berserakan dan sangat mengganggu pengguna kendaraan bermotor dan mobil, bahkan
kadang menimbulkan kemacetan,” ungkap salah seorang warga yang enggan disebut
namanya. Pembangunan jembatan yang direncanakan akan selesai akhir tahun 2015
ini boleh dikatakan kerampungan masih kurang dari 50% padahal berdasarkan Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) sesuai yang terpampang di papan proyek, pengerjaan
jembatan dilaksanakan Januari 2014 lalu.
Target 2 tahun pengerjaan jembatan Allimbangeng menyisakan
waktu sekitar 8 bulan lagi. Salah satu pekerja dalam proyek pembangunan
jembatan tersebut mengaku terjadinya keterlambatan pengerjaan karena seringnya
area proyek digenangi air saat sungai Walennae meluap sehingga menghambat
proses pembangunan. Warga hanya bisa berharap jembatan Alimbangeng yang
menghabiskan dana sebesar Rp. 23.550.519.000 dapat selesai tepat waktu.
Perlu diketahui jembatan yang sementara dikerjakan
tersebut merupakan pengganti jembatan lama yang kondisinya sekarang sudah
kritis, padahal jalur tersebut merupakan jalur alternatif terdekat bagi
masyarakat sekitar untuk menuju ke kota Sengkang yang berjarak sekitar 12 km.
Warga sangat berharap, dengan adanya jembatan baru nantinya, diharapkan bisa semakin
memperlancar jalur transportasi warga untuk bepergian ke daerah lain, seperti
kota Sengkang dan sekitarnya.
Laporan : Firman / Agus


