Notification

×

Iklan

Iklan

Most Popular Tags

MINIM SARANA HIBURAN, WARKOP JADI ALTERNATIF

Senin, 27 Juli 2015 | 02.40 WIB Last Updated 2015-07-26T19:07:10Z
    Share

Salah satu Warung Kopi yang paling sering dikunjungi masyarakat kota Sengkang dan sekitarnya
Kabupaten Wajo yang berada dalam wilayah Propinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu kabupaten yang mengalami perkembangan ekonomi cukup pesat. Aktifitas masyarakat pun beragam, mulai dari yang berprofesi sebagai petani, nelayan, pegawai swasta, pengusaha, pegawai negeri, pebisnis, dan lain sebagainya. Sejumlah perusahaan besar pun berani membuka usaha di kabupaten ini. Kota Sengkang yang merupakan ibukota dari kabupaten Wajo tidak luput dari incaran para pebisnis dan usahawan untuk mengembangkan usaha mereka, salah satunya usaha Warung Kopi atau biasa kita kenal dengan singkatan Warkop. Di daerah lain juga kadang menyebutnya Kedai Kopi.

Kehidupan warga di kota Sengkang sangatlah kompleks. Sehingga tidak mengherankan bila beberapa menit setelah shalat Subuh, kota Sengkang sudah mulai menampakkan aktifitas warganya. Tidak hanya itu, warga yang berasal dari kecamatan-kecamatan pun menjadikan Sengkang sebagai salah satu tempat tujuan aktifitas mereka. Pemandangan seperti itu akan terus kita saksikan sepanjang waktu mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, bahkan sampai malam hari.

Kompleksnya aktifitas masyarakat cukup menguras tenaga dan pikiran. Tentunya mereka butuh waktu istirahat untuk melepas penat. Di sela-sela istirahat seperti itulah terkadang muncul keinginan mereka untuk mencari tempat-tempat hiburan atau tempat-tempat berkumpul / nongkrong demi mengurangi rasa lelah dan mencegah rasa stress setelah seharian beraktifitas.

Namun, yang menjadi kendala sekarang adalah masih minimnya sarana hiburan atau tempat nongkrong yang ada dalam kota Sengkang. Itu dirasakan oleh sebagian masyarakat. Terkadang sebagian masyarakat yang ingin ‘bersantai-santai’ harus ke daerah tetangga guna mendapatkan sarana hiburan. Tentu hal itu tidak bisa dilakukan setiap hari oleh masyarakat mengingat keterbatasan waktu yang mereka miliki.

Sebenarnya di dalam kota Sengkang sudah ada beberapa tempat yang bisa dijadikan alternatif bagi masyarakat untuk melepas lelah, seperti tempat minum juz, tempat karaoke, dan lain sebagainya. Akan tetapi, tempat-tempat tersebut terkadang dinilai belum mampu memberian kepuasan kepada masyarakat. Apalagi tidak semua masyarakat memiliki minat untuk ke tempat tersebut.

Meski begitu, masyarakat tidak pernah kehabisan akal untuk mencari tempat yang tepat buat mereka bahkan di era yang serba digital dan teknologi yang semakin canggih seperti saat sekarang ini. Kehadiran Warung Kopi (Warkop) yang nampaknya telah menjadi pesaing dari Warung Internet (Warnet) dan ternyata mampu menarik hati hampir setiap kalangan masyarakat.
Terkadang warkop dikunjungi bukan hanya sebagai tempat melepas lelah, tapi ada yang sengaja datang ke warkop untuk menikmati secangkir kopi, untuk bertemu dengan rekan kerja, atau untuk membicarakan suatu bisnis.

Dari waktu ke waktu peminat Warkop ternyata semakin meningkat. Tidak mengherankan pula bila warkop-warkop baru pun mulai bermunculan. Sebutlah di antaranya seperti Warkop Labolong, Warkop Nacana, Warkop Dg. Sija, Terminal Warkop, dan lain-lain.
Dengan semakin banyaknya warkop yang muncul, tentunya memancing para pemilik warkop untuk lebih meningkatkan kualitas menu dan pelayanan mereka. Untuk menarik pelanggan, biasanya pihak pengelola warkop menyediakan fasilitas Internet atau Wifi gratis buat para pelanggan yang ingin Online. Menunya pun tidak hanya sekedar kopi atau kopi susu saja. Terkadang ditambah menu teh, teh susu, mie rebus, minuman dingin, bahkan rokok. Tapi apapun menunya, tetap saja namanya Warung Kopi (Warkop) meski di dalamnya bukan hanya kopi yang disajikan.

Pengunjung warkop juga beragam, mulai dari kalangan anak sekolah, remaja, mahasiswa, pegawai kantoran, dan pebisnis. Itu semua karena warkop memang tidak memiliki aturan batasan umur dan profesi buat pelanggannya.

Sehingga tidak jarang kita mendapati adanya warkop yang buka sampai larut malam, bahkan ada yang buka sampai 24 jam. Pengunjung pun terkadang menjadikan minum kopi hanya sebagai tujuan cadangan. Tujuan pokok mereka justru hanya ingin menikmati fasilitas Wifi, baik itu yang mau ‘bermain’ Facebook, Twitter, Game Online atau hanya sekedar membuka-buka Google.

Mengenai jam buka Warkop pun sampai sekarang belum ada peraturan yang spesifikasi mengatur hal itu. Selama pihak pengelola tidak melakukan hal-hal yang melanggar undang-undang, seperti menyediakan minuman keras, membuka praktek perjudian, dan lain sebagainya, maka warkop akan tetap eksis.

Apa yang membuat orang-orang mulai menjadikan warkop sebagai salah satu alternatif tempat nongkrong mereka? Yah, mungkin karena suasana yang nyaman dan biaya yang dikeluarkan untuk ‘ngewarkop’ pun tidak seberapa. Dan ternyata kehadiran warkop sebagai tempat nongkrong, tidak hanya berkembang di dalam kota Sengkang, di daerah-daerah kecamatan pun perlahan mulai melirik bisnis warkop ini. Jadi, buat pebisnis, mungkin ada baiknya juga mulai melirik usaha Warkop ini.

Oleh : Firmansyah