Kabupaten Wajo yang berada dalam wilayah
Propinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu kabupaten yang mengalami
perkembangan ekonomi cukup pesat. Aktifitas masyarakat pun beragam, mulai dari
yang berprofesi sebagai petani, nelayan, pegawai swasta, pengusaha, pegawai negeri,
pebisnis, dan lain sebagainya. Sejumlah perusahaan besar pun berani membuka
usaha di kabupaten ini. Kota Sengkang yang merupakan ibukota dari kabupaten
Wajo tidak luput dari incaran para pebisnis dan usahawan untuk mengembangkan
usaha mereka, salah satunya usaha Warung Kopi atau biasa kita kenal dengan
singkatan Warkop. Di daerah lain juga kadang menyebutnya Kedai Kopi.
Kehidupan warga di kota Sengkang sangatlah
kompleks. Sehingga tidak mengherankan bila beberapa menit setelah shalat Subuh,
kota Sengkang sudah mulai menampakkan aktifitas warganya. Tidak hanya itu,
warga yang berasal dari kecamatan-kecamatan pun menjadikan Sengkang sebagai
salah satu tempat tujuan aktifitas mereka. Pemandangan seperti itu akan terus
kita saksikan sepanjang waktu mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya
matahari, bahkan sampai malam hari.
Kompleksnya aktifitas masyarakat cukup
menguras tenaga dan pikiran. Tentunya mereka butuh waktu istirahat untuk
melepas penat. Di sela-sela istirahat seperti itulah terkadang muncul keinginan
mereka untuk mencari tempat-tempat hiburan atau tempat-tempat berkumpul / nongkrong
demi mengurangi rasa lelah dan mencegah rasa stress setelah seharian
beraktifitas.
Namun, yang menjadi kendala sekarang adalah
masih minimnya sarana hiburan atau tempat nongkrong yang ada dalam kota
Sengkang. Itu dirasakan oleh sebagian masyarakat. Terkadang sebagian masyarakat
yang ingin ‘bersantai-santai’ harus ke daerah tetangga guna mendapatkan sarana
hiburan. Tentu hal itu tidak bisa dilakukan setiap hari oleh masyarakat
mengingat keterbatasan waktu yang mereka miliki.
Sebenarnya di dalam kota Sengkang sudah ada
beberapa tempat yang bisa dijadikan alternatif bagi masyarakat untuk melepas
lelah, seperti tempat minum juz, tempat karaoke, dan lain sebagainya. Akan
tetapi, tempat-tempat tersebut terkadang dinilai belum mampu memberian kepuasan
kepada masyarakat. Apalagi tidak semua masyarakat memiliki minat untuk ke
tempat tersebut.
Meski begitu, masyarakat tidak pernah
kehabisan akal untuk mencari tempat yang tepat buat mereka bahkan di era yang
serba digital dan teknologi yang semakin canggih seperti saat sekarang ini. Kehadiran
Warung Kopi (Warkop) yang nampaknya telah menjadi pesaing dari Warung Internet
(Warnet) dan ternyata mampu menarik hati hampir setiap kalangan masyarakat.
Terkadang warkop dikunjungi bukan hanya
sebagai tempat melepas lelah, tapi ada yang sengaja datang ke warkop untuk
menikmati secangkir kopi, untuk bertemu dengan rekan kerja, atau untuk
membicarakan suatu bisnis.
Dari waktu ke waktu peminat Warkop ternyata
semakin meningkat. Tidak mengherankan pula bila warkop-warkop baru pun mulai
bermunculan. Sebutlah di antaranya
seperti Warkop Labolong, Warkop Nacana, Warkop Dg. Sija, Terminal Warkop, dan
lain-lain.
Dengan semakin banyaknya warkop yang muncul,
tentunya memancing para pemilik warkop untuk lebih meningkatkan kualitas menu
dan pelayanan mereka. Untuk menarik pelanggan, biasanya pihak pengelola warkop
menyediakan fasilitas Internet atau Wifi gratis buat para pelanggan yang ingin
Online. Menunya pun tidak hanya sekedar kopi atau kopi susu saja. Terkadang
ditambah menu teh, teh susu, mie rebus, minuman dingin, bahkan rokok. Tapi
apapun menunya, tetap saja namanya Warung Kopi (Warkop) meski di dalamnya bukan
hanya kopi yang disajikan.
Pengunjung warkop juga beragam, mulai dari
kalangan anak sekolah, remaja, mahasiswa, pegawai kantoran, dan pebisnis. Itu
semua karena warkop memang tidak memiliki aturan batasan umur dan profesi buat
pelanggannya.
Sehingga tidak jarang kita mendapati adanya
warkop yang buka sampai larut malam, bahkan ada yang buka sampai 24 jam. Pengunjung
pun terkadang menjadikan minum kopi hanya sebagai tujuan cadangan. Tujuan pokok
mereka justru hanya ingin menikmati fasilitas Wifi, baik itu yang mau ‘bermain’
Facebook, Twitter, Game Online atau
hanya sekedar membuka-buka Google.
Mengenai jam buka Warkop pun sampai sekarang
belum ada peraturan yang spesifikasi mengatur hal itu. Selama pihak pengelola
tidak melakukan hal-hal yang melanggar undang-undang, seperti menyediakan
minuman keras, membuka praktek perjudian, dan lain sebagainya, maka warkop akan
tetap eksis.
Apa yang membuat orang-orang mulai menjadikan
warkop sebagai salah satu alternatif tempat nongkrong mereka? Yah, mungkin
karena suasana yang nyaman dan biaya yang dikeluarkan untuk ‘ngewarkop’ pun
tidak seberapa. Dan ternyata kehadiran warkop sebagai tempat nongkrong, tidak
hanya berkembang di dalam kota Sengkang, di daerah-daerah kecamatan pun
perlahan mulai melirik bisnis warkop ini. Jadi, buat pebisnis, mungkin ada
baiknya juga mulai melirik usaha Warkop ini.
Oleh : Firmansyah