TirtaIndonesia.com. Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menunjuk mantan Pelaksana Tugas (Plt)
pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi Pribowo sebagai
Juru Bicara Presiden. Penunjukan tersebut dianggap sejumlah kalangan
sebagai langkah Jokowi untuk mempersiapkan amunisi menghadapi gelaran
Pilpres 2019 mendatang
dilansir dari Rima News Rabu (13/01/2016) mengatakan bahwa anggapan ini muncul berdasarkan asumsi bahwa Johan Budi banyak
mengetahui politisi yang bermasalah dengan korupsi sehingga bisa
menjadikannya sebagai amunisi menghajar lawan-lawan politik Jokowi.
Perbincangan terkait hal ini mulai merebak di kalangan politisi
senayan beberapa saat setelah penunjukan Johan Budi. Politisi Partai
Amanat Nasional (PAN) Hanafi Rais turut angkat bicara soal strategi
Jokowi dibalik pengangkatan mantan jubir KPK ini.
Putra politisi senior Amien Rais ini mengakui adanya guliran isu
tersebut meski tidak ada yang terang-terangan mengungkapkannya. Meski
demikian, Hanafi tidak yakin jika Jokowi memiliki agenda terselubung
dalam merekrut Johan untuk menjadi jubir Presiden.
"Tidak seperti itu. Pak Jokowi itu banyak berkawan. Pengangkatan
Johan Budi bukan untuk menyiapkan amunisi menghajar lawan politiknya,"
kata Hanafi Rais di gedung DPR, Jakarta,
Menurut Hanafi, penunjukan Johan Budi semata untuk memperkuat dan lebih memudahkan komunikasi Presiden Jokowi dengan rakyat.
"Posisi Presiden itu kuat, lebih mudah dikomunikasikan ke publik. Anggapan seperti itu tidak benar," jelas dia. (arman)