Bacatirta.com - Jika Virus Corona atau covid 19 tidak berkurang sampai bulan Ramadan, Sosiolog Imam Prasodjo prediksi rumah sakit hingga tenaga medis bakal kewalahan
Berdasarkan rilis dari tribun.com sabtu, (28/3/2020) Hingga kini kasus Virus Corona di Indonesia tak kunjung mereda, justru malah meningkat tercatat ada 1046 pasien positif Virus Corona di Indonesia dengan rincian 913 menjalani perawatan, 87 meninggal dunia, serta 46 yang sembuh
Sosiolog Imam Prasodjo mengaku waswas lantaran banyak orang Indonesia yang masih menyepelekan bahaya virus corona, jika Virus Corna terus meningkat hingga bulan Ramadan, maka rumah sakit dan tenaga medis akan kewalahan.
Hal ini lantaran bisa jadi masyarakat Indonesia banyak yang nekat untuk ibadah tarawaih berjemaah, mudik, atau kegiatan ibadah lain yang membuat kerumunan.
Imam mengaku sejak awal kemunculan Virus Corona sudah punya firasat, penularannya akan parah.
"Saya sudah memprediksi, virus ini mempunyai keganasan menular yang luar biasa yang kita harus antisipasi," kata Imam Prasodjo.
Namun yang utama membuat Imam Prasodjo waswas bukan seberapa mematikan Virus Corona, tapi betapa banyak orang Indonesia yang menganggap enteng.
Sosilogi Imam Prasodjo menyebut banyak orang yang masih santai saja dan tidak mengindahkan imbauan pemerintah, di antaranya untuk menghindari kerumunan.
"Orang yang dengan sangat rileksnya, kita sudah dianjurkan untuk tinggal di rumah, jangan melakukan kerumunan, tapi dia melakukan itu juga," ungkap Imam Prasodjo.
Iapun berharap Indonesia bisa mencontoh sikap warga negara lain seperti Korea Selatan yang warganya bisa disiplin tanpa lockdown.
Tanpa harus aparat bersikap keras seperti di China.
"Nah itu yang membuat saya waswas, karena kalau melihat apa yang terjadi di Korea misalnya, mereka luar biasa disiplin, tidak perlu ada lockdown, tapi dia patuh terhadap anjuran terpapar atau memaparkan," terangnya.
Kekhawatiran Imam Prasodjo juga mengarah kepada wabah Virus Corona nanti ketika bulan Ramadhan.
Menurutnya, masyarakat harus sejak sekarang didisiplinkan agar nantinya penularan tidak semakin parah akibat sikap nekat saat bulan Ramadan.
"Saya tuh ketar-ketir terhadap saudara-saudara kita yang sebangsa, yang menganggap enteng terhadap apa yang terjadi," kata Imam Prasodjo.
"Apalagi nanti jika puasa, kita harus ada persiapan bagaimana memberi kesadaran ibadah," sambungnya.
Sebagai pemeluk agama Islam, Imam mengaku dirinya juga pasti akan sulit untuk tidak melakukan ibadah Salat Tarawih berjemaah di masjid.
"Saya sebagai orang muslim tentu Tarawih berjamaah, itu satu hal yang sulit sekali untuk tidak dilakukan, karena sudah terbiasa," kata Imam Prasodjo.
Namun Imam menyadari jika umat muslim tetap nekat untuk melakukan ibadah yang berkerumun, maka korban Virus Corona akan semakin banyak dan rumah sakit semakin kewalahan.
"Tetapi kalau masih dilakukan juga, risikonya (besar).
Orang sekarang (pasien) sudah 800-an lebih," kata Imam Prasodjo.
"Dan ini bayangkan kalau itu terekskalasi dalam jumlah yang jauh lebih besar, yang akan kolaps adalah rumah sakitnya," sambungnya.
Belum lagi jika masyarakat Indonesia dari kota besar nekat mudik ke kampung halaman.
Bisa jadi mereka sudah terpapar Virus Corona atau terpapar dalam perjalanan sehingga menularkan kepada seluruh saudaranya di kampung.
"Apalagi nanti mudik.
Kebayang enggak kalau misal masyarakat kita tidak terlalu peduli bahwa ini adalah sesuatu yang berbahaya," ujar Imam.
"Dan kemudian mudik dalam situasi yang mungkin terpapar dalam perjalanan dan menulari seluruh saudara," imbuhnya.
Penulis: Ari
Editor: Admin