| Kondisi ruas jalan di Bila Ugi, desa Salotengnga yang dikeluhkan oleh warga (Foto: Rian) |
Sabbangparu, Wajo. TirtaIndonesia.com -- Warga dusun Bila Ugi desa
Salotengnga kembali harus gigit jari menanti perbaikan jalan yang tak kunjung
mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Masyarakat pun bosan dengan
janji-janji yang diumbar. Kondisi jalanan yang berlubang ini sangat mengganggu kelancaran
transportasi warga
terutama pada saat musim hujan. Laju kendaraan hanya secepat ‘kura-kura’.
Masyarakat
juga menceritakan bahwa Pemerintah Daerah berjanji akan mengadakan perbaikan jalan di daerah
tersebut setelah
jembatan Allimbangeng selesai dikerjakan.
Tetapi melihat pembangunan jembatan terkesan lambat, warga di dusun Bila Ugi masih perlu bersabar lebih lama lagi. (berita terkait Pembangunan Jembatan terancan Molor, Warga Keluhkan Jalanan Becek dan Berlumpur)
“Selama
ini pemerintah setempat telah berupaya dengan menambahkan tanah dan kerikil
tetapi karena seringnya terjadi banjir yang melanda daerah
tersebut, sehingga
kerikil yang sudah ditimbun kembali hanyut oleh arus banjir,” ungkap
salah seorang warga. Jadi,
mimpi masyarakat memiliki jalan yang layak dan beraspal
kembali harus tertunda.
Berbagai tanggapan warga lainnya juga bermunculan dalam
mengeluhkan kondisi tersebut. “Sudah sangat memprihatinkan, apalagi banyak truk
pengangkut gabah yang berlalu lalang di jalan ini, sehingga memperparah kondisi
jalanan,” imbuh warga
lainnya. Mereka juga
menuturkan bahwa penyebab pasti kerusakan jalan ini disebabkan oleh banjir, aspal
yang tipis mudah digerus oleh air sehingga aspal berlubang bahkan longsor di beberapa titik jalan.
| Jalanan yang sudah amblas di sisi kiri (Foto: Rian) |
Kondisi rusaknya jalanan tersebut memang sangat
memprihatinkan. Bahkan di beberapa titik, ada bagian yang sudah amblas sehingga
dikhawatirkan kalau masyarakat tidak hati-hati akan terjerembab ke jalanan yang
amblas itu. Keadaan itu diketahui oleh tim Tirtaindonesia.com saat melakukan
tinjauan langsung ke lokasi tersebut.
Warga sangat berharap kepada pemerintah, baik pemerintah
desa maupun pemerintah daerah untuk lebih serius dalam menanggapi kondisi
tersebut, mengingat jalanan tersebut merupakan akses satu-satunya untuk menuju
pusat kota kabupaten. Bahkan tak jarang pula warga dari kabupaten sebelah,
Soppeng, menggunakan jalanan tersebut sebagai jalur alternatif bila mereka
hendak ke kota Sengkang.
Laporan : Firman / Agus

