Notification

×

Iklan

Iklan

Most Popular Tags

AUTENTIK LEADERSHIP, UJUNG TOMBAK REVOLUSI MENTAL

Sabtu, 07 November 2015 | 05.59 WIB Last Updated 2015-11-06T22:02:57Z
    Share


JAKARTA – Menjalankan program revolusi mental tidak semudah seperti apa yang diharapkan dan dibayangkan. Jika menunggu waktu, tentu perlu waktu yang panjang dan membutuhkan sosialisasi dalam jangka waktu yang lama.
"Kalau kita menunggu waktu, tentu perlu waktu yang panjang. Untuk itu, ujung tombak dalam melaksanakan revolusi mental adalah authentic leadership," kata Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Yuddy Chrisnandi, saat membuka secara resmi acara Pelatihan Revolusi Mental Aparatur Sipil Negara (ASN) Lintas Kementerian/Lembaga pada hari ini, Jumat (6/11), di Jakarta.
Menteri Yuddy menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang membuat program revolusi mental sulit untuk dijalankan. Ini dikarenakan besarnya jumlah ASN yang belum lagi ditambah dengan jumlah TNI dan POLRI. Dengan kompleksitas hambatan tersebut, hakekat revolusi mental tersebut belum mampu dijalankan secara keseluruhan.
Yuddy mengatakan bahwa program revolusi mental yang kini gencar disosialisasikan oleh Kementerian PANRB merupakan salah satu perpanjangan dari Keputusan Presiden (Keppres) No. 5 Tahun 2015. Berdasarkan Keppres tersebut, Menteri Yuddy diberikan amanah dan tanggung jawab sebagai ketua tim pelaksana Reformasi Birokrasi Nasional, yang salah satu Dewan Pengarahnya adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Di era pemerintahan saat ini, masyarakat cenderung memiliki tuntutan yang lebih besar dari sebelumnya. Masyarakat menuntut adanya perubahan secara cepat dan masif dari segi birokrasi dan pelayanan kepada publik.
Oleh karena itu, aparatur sipil tidak cukup hanya berdisiplin dan sekedar menjalankan peraturan, tetapi harus menjadi agen perubahan yang mendorong perbaikan kualitas pelayanan publik. Reformasi birokrasi yang berbasis pada kompetensi, menuntut kepada ASN untuk memiliki kemampuan, kapabilitas, dan profesionalisme.
"Tujuannya agar apa yang diharapkan dan diinginkan masyarakat, bisa didapatkan. Pada akhirnya menimbulkan kepercayaan dan kepuasan publik yang melahirkan dukungan besar dari masyarakat dan membangun stabilitas politik dan ekonomi," ujar Guru Besar Universitas Nasional yang juga Menteri PANRB, Yuddy Chrisnandi.
Menurutnya, stabilitas politik dan ekonomi merupakan kunci utama bagi pemerintah untuk menjalankan progrram-program serta kebijakan demi percepatan pembangunan nasional. Apabila stabilitas politik dan ekonomi telah tercapai, maka pada akhirnya pelayanan publik akan mampu diberikan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat.
Bangsa Indonesia yang memiliki semangat perubahan yang besar, membutuhkan perubahan secara cepat, baik dari segi pendidikan, ilmu pengetahuan, maupun sektor lainnya yang tentu membutuhkan effort yang kuat untuk menuju keunggulan.
Dalam pemerintahan saat ini, di waktu yang singkat, peringkat Easy of Doing Bussiness (EODB) Indonesia telah mengalami kenaikan, jika sebelumnya berada di level 120, saat ini Indonesia berada di peringkat 109.
"Ini adalah hasil dari kerja keras, kerja besar. Namun belum menunjukkan revolusi yang sebenarnya, revolusi harus ada loncatan yang besar," ujarnya.
Oleh karena itu, pemerintah telah menetapkan skema revolusi mental yang harus dimulai oleh setiap kementerian dan lembaga melalui peningkatan integritas, etos kerja, kebersamaan atau gotong royong, dan berujung pada perbaikan kualitas pelayanan publik.
(HUMAS MENPANR)








































FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Kepala Biro Hukum Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), Herman Suryatman mengingatkan para tenaga honorer K2 untuk tetap tenang dan bersabar. Ia memastikan bahwa Menteri PANRB, Yuddy Chrisnandi tetap konsisten memperjuangkan nasib para tenaga honorer K2  menjadi pegawai negeri sipil.
“Kami minta para sahabat tenaga honorer K2 tetap tenang dan tidak terprovokasi. Pak Menteri tidak pernah mengatakan ada pembatalan, yang benar adalah saat ini dukungan anggaran belum tersedia. Tentu hal tersebut harus dibicarakan secara intensif dengan DPR karena hak budgeting kan ada di DPR. Pak Menteri konsisten memperjuangkan nasib teman-teman,” kata Herman di KemenPAN RB, Jakarta, Rabu (4/11).
Herman menambahkan, sesuai kesepakatan dengan Komisi II DPR, Kementerian PANRB telah melakukan rapat maraton dengan lintas instansi untuk membahas tindak lanjut penanganan tenaga honorer K2.
“Sebagai bukti komitmen kami memperhatikan nasib tenaga honorer K2, saat ini sudah tersusun road map penanganan tenaga honorer K2. Bahkan kami sudah melakukan simulasi serta akan segera melaksanakan verifikasi dan validasi yang komprehensif dengan melibatkan BPKP. Persoalannya anggaran kegiatan tersebut, serta untuk penggajiannya nanti apabila dilakukan pengangkatan, tidak teralokasi pada APBN 2016,” terangnya.
[baca juga: Amirul Tamim: Yuddy Tak Layak Jadi Menteri!]
Karena itu, Kata Herman, para tenaga honorer K2 untuk melihat persoalan ini secara jernih. Penanganan tenaga honorer membutuhkan kerjasama semua pihak, baik pemerintah pusat, DPR, maupun pemerintah daerah. Tidak mungkin persoalan tenaga honorer yang pelik dan berlarut-larut ini hanya dibebankan kepada Kementerian PANRB.
“Kita semua harus arif, sembari tetap mengupayakan solusi terbaik. Penanganan tenaga honorer tidak semudah membalikkan telapak tangan. Saya pastikan pak Menteri PANRB sangat empati dan terus memperjuangkan nasib tenaga honorer K2. Tentu dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta tidak lepas dari dukungan institusi lainnya, termasuk DPR dalam hal penganggarannya,” pungkasnya. (had/JPG)
 15  1  
- See more at: http://fajar.co.id/headline/2015/11/04/kemenpan-rb-tegaskan-tidak-ada-pembatalan-pengangkatan-honorer-k2.html#sthash.qMZk0T7d.dpuf
FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Kepala Biro Hukum Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), Herman Suryatman mengingatkan para tenaga honorer K2 untuk tetap tenang dan bersabar. Ia memastikan bahwa Menteri PANRB, Yuddy Chrisnandi tetap konsisten memperjuangkan nasib para tenaga honorer K2  menjadi pegawai negeri sipil.
“Kami minta para sahabat tenaga honorer K2 tetap tenang dan tidak terprovokasi. Pak Menteri tidak pernah mengatakan ada pembatalan, yang benar adalah saat ini dukungan anggaran belum tersedia. Tentu hal tersebut harus dibicarakan secara intensif dengan DPR karena hak budgeting kan ada di DPR. Pak Menteri konsisten memperjuangkan nasib teman-teman,” kata Herman di KemenPAN RB, Jakarta, Rabu (4/11).
Herman menambahkan, sesuai kesepakatan dengan Komisi II DPR, Kementerian PANRB telah melakukan rapat maraton dengan lintas instansi untuk membahas tindak lanjut penanganan tenaga honorer K2.
“Sebagai bukti komitmen kami memperhatikan nasib tenaga honorer K2, saat ini sudah tersusun road map penanganan tenaga honorer K2. Bahkan kami sudah melakukan simulasi serta akan segera melaksanakan verifikasi dan validasi yang komprehensif dengan melibatkan BPKP. Persoalannya anggaran kegiatan tersebut, serta untuk penggajiannya nanti apabila dilakukan pengangkatan, tidak teralokasi pada APBN 2016,” terangnya.
[baca juga: Amirul Tamim: Yuddy Tak Layak Jadi Menteri!]
Karena itu, Kata Herman, para tenaga honorer K2 untuk melihat persoalan ini secara jernih. Penanganan tenaga honorer membutuhkan kerjasama semua pihak, baik pemerintah pusat, DPR, maupun pemerintah daerah. Tidak mungkin persoalan tenaga honorer yang pelik dan berlarut-larut ini hanya dibebankan kepada Kementerian PANRB.
“Kita semua harus arif, sembari tetap mengupayakan solusi terbaik. Penanganan tenaga honorer tidak semudah membalikkan telapak tangan. Saya pastikan pak Menteri PANRB sangat empati dan terus memperjuangkan nasib tenaga honorer K2. Tentu dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta tidak lepas dari dukungan institusi lainnya, termasuk DPR dalam hal penganggarannya,” pungkasnya. (had/JPG)
 15  1  
- See more at: http://fajar.co.id/headline/2015/11/04/kemenpan-rb-tegaskan-tidak-ada-pembatalan-pengangkatan-honorer-k2.html#sthash.qMZk0T7d.dpuf