Bacatirta.com, Bulukumba -- Aksi 24 September merupakan aksi terhadap penolakan pemerintahan yang di nilai tidak pro rakyat.
DPR RI yang merupakan harapan rakyat menjadi wakil dalam mengawal dan memperjuangkan kepentingan rakyat ternyata hanya jadi tukang stempelnya pemerintah dalam memuluskan kepentingan pemerintah yang tidak pro rakyat
Karena keresahan itulah elemen penting di bangsa ini turun kejalan menyuarakan kepentingan rakyat .
Mereka turun murni gerakan mahasiswa tidak mewakili satu golongan ataupun satu partai mereka hanya ingin melihat pemerintah tegak di atas aturan yang ada .
Namun, sangat di sayangkan sikap pemerintah dalam menghadapi aksi mahasiswa terkesan otoriter dan tidak mau dikritik.
Melalui polisi sikap itu nampak nyata dengan kekerasaan mereka menyambut aspirasi rakyat.
Mereka tidak segan memukul, menendang para demonstran yang notebene adalah mahasiswa yang tak bersenjata.
Aksi tak terpuji lainnya dipertontonkan oleh oknum polisi adalah dengan memukuli wartawan yang sementara bertugas mengabarkan keadaan sebenarnya kepada publik.
Ketua pemuda Muhammadiyah Bulukumba Arman Maulana,S.Pd mengecam tindakan oknum polisi tersebut dan mendesak ke Kapolda Sul Sel untuk mengusut dan memberi sanksi kepada pelaku kekerasan tersebut.
"Kapolda harus bertanggun jawab dengan anggotanya berikan hukuman hukuman yang setimpal", pungkasnya


