Diberitakan sebelumnya, sosok mayat perempuan ditemukan di desa
Assorajang kecamatan Tanasitolo. Berdasarkan informasi yang kami himpun, korban
bernama Maisy (20 thn), hubungan rumah tangga orang tua korban sudah tidak
harmonis lagi, bahkan dikabarkan masing-masing sudah menikah kembali. Ibu kandung
korban sudah berada di Kalimantan. Sementara korban tinggal di kabupaten Soppeng bersama neneknya.
“Bapaknya orang Empagae, sementara istrinya orang Soppeng. Tengah
malam dia (korban) keluar naik motor,” tutur Dandang, paman korban yang juga
merupakan saudara kandung dari tersangka.
Menurut beberapa saksi mata, malam sebelum ditemukan, korban
berboncengan dengan Hasrudin alias Konding, yang tak lain merupakan ayah
kandung dari korban. Malam itu, saat mereka mengisi bensin di salah satu SPBU, Konding
sempat ditanya perihal gadis yang diboncengnya. Adapula yang melihat korban dan
pelaku singgah di sekitar TKP.
“Bukan ji siapa-siapa, anakku sendiri ji,” ungkap narasumber
kami yang enggan disebutkan namanya, menirukan ucapan pelaku.
Anehnya, si ayah menghilang saat ingin dikonfirmasi. Tentunya
hal ini mengundang kecurigaan, khusunya pihak kepolisian Polres Wajo. Aksi pencarian
dan pengejaran terhadap ayah korban pun dilakukan.
Saat berita ini dimuat, ada informasi kalau Konding yang
dicurigai sebagai pelaku berhasil ditangkap unit III Resmob Polres Bone, sekira pukul 16.30 WITA di rumah rekannya di Jalan Pramuka, Kelurahan Ta, Kecamatan Tanete Riattang Timur. Sekarang sementara
diproses lanjut oleh pihak kepolisian. Belum diketahui apa motif sebenarnya sampai-sampai sang ayah tega menghabisi nyawa darah dagingnya sendiri.
Diketahui, Konding dulunya merupakan sopir pete-pete dan
sekarang berprofesi sebagai penjual emas di pinggiran toko pasar Sentral
Sengkang. (Firman Tirta)