Notification

×

Iklan

Iklan

Most Popular Tags

PUSKESMAS TOMPOBULU KELILING DESA TERTINGGAL

Rabu, 16 September 2015 | 15.07 WIB Last Updated 2015-09-16T07:07:34Z
    Share

Maros-TirtaIndonesia.Com-  melaporkan dari Puncak Gunung Pinus TaneteBulu Desa Bontomanurung Kec.Tompobulu Kabupaten Maros pada hari sabtu, 22 Agustus 2015. Menurut Kepala Puskesmas Tompobulu" Muh.Hatta,SKM,M.Kes" yang sempat dikomfirmasi oleh anggota DPRD Maros "AMRIL" beserta rombongan yang melakukan Monitoring dan evaluasi Kegiatan Pembangunan  kab.Maros dengan menggunakan Motor Trial mengatakan  bahwa Puskesmas Tompobulu rutin melaksanakan Puskesmas Keliling tersebut setiap tahunnya untuk mengakses pelayanan kesehatan khususnya di daerah tertinggal antara lain: Pengobatan Gratis, Sunatan, Imunisasi, KIA, P2, Perkesmas, Penyuluhan Kesehatan, Pelayanan Gigi, Pelacakan Gizi Buruk, Kesehatan Lingkungan dan lainnya. Menurut Hatta bahwa untuk kali ini kami turunkan seluruh staf puskesmas dengan 2 (dua) Kelompok Besar yang berjalan mulai tanggal 21 s.d 23 Agustus 2015 yakni kelompok Daerah tertinggal sebanyak 40 orang dengan 2 (dua) Desa sasaran yakni Bontosomba (Cindakko, Bara), dan Desa Bontomarnutung (Tanetebulu dan Bontomarang). Sementara Kelompok Daerah terpencil sebesar 35 orang yang bergerak mulai tanggal 24 s.d 28 Agustus 2015. Lanjut Hatta mengatakan beratnya tugas tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Motto Maros yang lebih BAIK, hanya saja masih disayangkan karena perhatian pemerintah terhadap petugas, sarana dan prasarana dan lainnya masih jauh panggang dengan api, bahkan  Bupati Maros pernah menjanjikan Motor Trial pada tahun 2012 di awal kepemimpinannya namun sampai sekarang tidak ada, padahal motor tersebut sangat penting sekali untuk memobilisasi vaksin, dan petugas dalam waktu cepat. Bangunan Puskesmas dan Pustu sudah tidak layak sebagai sarana pelayanan kesehatan. Stock Vaksin habis sehingga kita tidak dapat melakukan pelayanan secara maksimal khususnya terhadap imunisasi. Biaya Operasonal khusus kedesa tertinggal/terpencil sama sekali tidak ada, sehingga Biaya Operasional Kesehatan (BOK) terpaksa harus dimaksimalkan penggunaannya, mengingat anggaran yang digunakan cukup besar mencapai 24 jutaan atau stara dengan 2 (dua) bulan BOK.. Irwan