Ilustrasi berlari Keliling Lapangan (Google) |
Kapolres Majalengka Kapolres Majalengka AKBP Suyudi Ario Seto membenarkan insiden tersebut. Suyudi menuturkan kejadian itu terjadi pada Kamis 5 Februari pagi. Saat itu selain Lintang, ada beberapa siswi dan siswa yang dihukum karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
“Para siswa dan siswi yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah dihukum lari keliling lapangan. Untuk wanita 10 keliling dan pria 15 keliling,” kata Suyudi seperti dikutip sebarkanlah.com dari Liputan6.
Untuk murid perempuan, hukuman berupa lari keliling lapangan sebanyak 10 kali. Sedangkan murid laki-laki dihukum lari 15 kali keliling lapangan. Namun baru dua keliling, korban sudah ambruk dan langsung tak sadarkan diri. Korban langsung dibawa ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan namun nyawanya pun tak tertolong karena kondisinya kian lemah.
Korban pingsan tidak sadarkan diri namun masih bernafas dan sempat mendapat pertolongan pertama,” tutur Suyudi
Tidak kunjung membaik, pihak sekolah membawa Lintang ke Puskesmas terdekat dan menjalani perawatan.
“Namun nyawa korban tidak tertolong. Kondisinya terus melemah dan menghembuskan nafas terakhir,” jelas Suyudi.
Lintang meninggal saat mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia. Seorang guru berinisila W menanyakan kepada seluruh siswa yang tidak mengerjakan PR. Ada sekitar 13 siswa yang tidak mengerjakan, termasuk Lintang. Seluruh siswa dihukum dengan cara berlari mengelilingi lapangan.
Hingga berita ini diturunkan, pihak keluarga belum bisa dikonfirmasi. Seorang anggota keluarga yang mengaku kakeknya, Edo Suanda, mengatakan jika Lintang baik-baik saja saat berangkat ke sekolah. Gadis remaja ini juga tidak memiliki riwayat penyakit yang membahayakan. Namun dari informasi seorang guru di SMP Negeri 1 Palasah yang enggan disebutkan namanya, Lintang sudah dua hari tak bersekolah akibat sakit.
http://www.sebarkanlah.com/ [Berbagai Sumber]